EKISNEWS – Sudah lebih dari dua tahun, Menteri BUMN, Erick Thohir berhasil menggabungkan tiga bank syariah milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yaitu Bank Syariah Mandiri, BRI Syariah, dan BNI Syariah menjadi Bank Syariah Indonesia (BSI).
Pascamerger BSI berhasil masuk ke dalam top 10 perbankan nasional.
Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan, sebenarnya aksi merger memiliki resiko gagal yang tinggi. Karena, saat perusahaan melakukan penggabungan usaha, tantangan terberatnya adalah penyelarasan budaya atau kultur setiap perusahaan.
“Merger hampir 70 persen sampai 75 persen di dunia itu gagal, yang sukses itu hanya 25 persen sampai 30 persen ,” kata Hery dalam Acara Ngopi BUMN di Jakarta, Selasa (10/10/2023).
Namun, BSI justru berhasil melaluinya. Bahkan, dari sisi aset BSI saat ini berada dalam posisi ketujuh di antara bank-bank top 10 di Indonesia, yaitu Rp 314 triliun per Juni 2023. Kemudian, dari tabungan dana murah, BSI ada di posisi Rp 111 triliun. Sementara dari sisi pembiayaan BSI berada di peringkat keenam yaitu senilaii Rp 222 triliun.
“Kemudian consumer financing itu nomor lim sekarang yaitu Rp 120 triliun, sudah dekat dengan bank-bank besar big four padahal BSI baru 2,5 tahun,” kata dia.
Hery menambahkan, saat ini BSI masuk ke dalam jajaran nomor lima dengan kantor cabang terbanyak di Indonesia yaitu 1.031 cabang dari data per 2021.
Selain itu, merger juga berdampak terhadap jumlah nasabah yang dari hanya 14 juta bertambah menjadi 19 juta nasabah.
“Mungkin akhir tahun ini bisa tembus 20 juta nasabah. Yang menarik lagi 2,5 tahun merger ini pertumbuhan nasabah baru sekitar 5 juta,” kata dia.
Sebelumnya, Pengamat ekonomi syariah, Irfan Syauqi Beik mengatakan hadirnya BSI juga menghapus stigma lebih mahalnya pricing bank syariah dibandingkan bank konvensional.Karena, hadirnya BSI memberikan dampak positif pada perkembangan perbankan syariah nasional. Terutama dalam hal penguatan kapasitas dari bank syariah.
“Dengan size seperti BSI maka daya saing dari bank syariah juga mengalami peningkatan bahkan cost of fund BSI sempat yang paling rendah. Artinya, sebenarnya dari sisi tingkat pricing bank syariah terbukti tidak mahal ya. Selama ini orang selalu pricing bank syariah mahal. Setidaknya ini menunjukan bahwa stigma (pricing bank syariah mahal) itu sudah tidak benar lagi,” ujarnya kepada Republika, Jumat (6/10/2023).