EKISNEWS – Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) terus mendorong berbagai sektor ekonomi syariah untuk berkembang lebih besar. Salah satu sektor yang sudah berkembang pesat adalah fashion muslim. Di mana Indonesia menduduki peringkat ketiga sebagai negara yang mengembangkan fashion muslim terbaik di dunia setelah Uni Emirat Arab dan Turki, menurut Laporan The State of Global Islamic Economy Report 2020/2021.
Direktur Infrastruktur Ekosistem Syariah KNEKS Sutan Emir Hidayat, mengatakan, selain fashion muslim, pihaknya juga terus mendorong pengembangan di sektor makanan dan minuman halal serta pertanian.
“Pertanian ini sumber-sumber makanan dan minuman halal,” katanya dalam konferensi pers virtual National Halal Fair, Selasa, 21 Maret 2023
Selain itu pariwisata ramah muslim juga terus dikembangkan terutama di daerah destinasi super prioritas dan prioritas pariwisata.
“Pariwisata ramah muslim ini menjadikan kemudahan bagi wisatawan muslim yang datang ke suatu daerah yang mungkin areanya mayoritas non muslim,” ujar Sutan Emir.

Emir menambahkan, dengan adanya pariwisata ramah muslim, kebutuhan para muslim dapat terpenuhi seperti fasilitas sholat, makanan dan minuman halal dan berbagai aspek lainnya.
Sebelumnya Deputi Direktur Akselerasi dan Kemitraan Usaha Syariah KNEKS Ahmad Iqbal mengungkap faktor Indonesia menjadi negara dengan ekonomi syariah dan industri halal ke-4 dunia. Yang paling besar berpengaruh adalah sektor makanan dan minuman halal yang menempati peringkat ke-2 dunia.
“Kemudian modest fashion kita atau fashion Muslim kita menempati peringkat 3 (dunia),” sebutnya dalam acara Muslim Life Fair 2023 di JIEXPO Kemayoran, Jumat 17 Maret 2023.
Menurut Iqbal, pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia pada tahun 2022 mencapai 5,3 persen, meningkat dari tahun 2021 sebesar 3,7 persen. Pertumbuhan komponen ekspor barang dan jasa juga meningkat di angka 14,39 persen.
Menurut Ahmad capaian tersebut dapat menjadi keyakinan, bahwa Indonesia sebenarnya mempunyai modal yang kuat dan sumber daya yang besar dari segi ekonomi syariah.
“Untuk menjadikan indonesia berperan dan semakin mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dunia yang berlandaskan pada ekonomi syariah,” ungkapnya.
Namun di sisi lain, ada yang perlu ditingkatkan dari segi literasi dan keuangan syariah. Berdasarkan laporan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di tahun 2022, literasi syariah meningkat menjadi 12,38 persen sedangkan indeks inklusi keuangan syariah berada di angka 9,18 persen.
“Kami (KNEKS) juga sudah melakukan beberapa hal-hal strategis dalam pengembangan peningkatan literasi dan inklusi keuangan syariah,” ucap Iqbal.
Beberapa langkah strategis yang dilakukan oleh KNEKS diantaranya mendorong lembaga keuangan syariah untuk terlibat dalam proyek kerjasama badan usaha terkait dengan pembangunan infrastruktur.
“Ada 14 projek yang sudah berpartisipasi oleh lembaga keuangan syariah dengan nilai yang mencapai Rp18,75 triliun,” kata Iqbal.
Selain itu adapula layanan syariah Jamsosnaker yang saat ini sudah tersedia di provinsi Aceh dengan nilai investasi mencapai Rp1,52 triliun. Ke depannya, KNEKS akan mendorong layanan syariah Jamsosnaker di provinsi lainnya.
Adapun dari sisi wakaf, ketertarikan umat Islam terhadap wakaf produktif menurut Ahmad juga luar biasa.
“Dari sisi wakaf, pada saat ini kita sudah mendorong munculnya ada cash waqf linked sukuk, sehingga ada pertumbuhan Rp678,15 miliar per Februari 2023,” katanya.
Hal ini mendorong wakaf tidak hanya menjadi wakaf yang bersifat sosial tapi juga menghasilkan produktivitas yang menghasilkan bantuan kepada masyarakat menengah ke bawah.