EKISNEWS – Rabu Hijrah telah menggelar roadshow Konsolidasi Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah Indonesia (KONEKSI) Regional Jakarta (27/9/23).
Dalam siaran pers Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan tahun 2022 yang dilaksanakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) disebutkan bahwasannya keuangan syariah memiliki tingkat literasi dan keuangan syariah pada tahun 2022 hanya sebesar 9,14% dan 12,12%, sangat tertinggal jauh dengan literasi dan inklusi keuangan nasional yang mencapai angka 49,68% dan 85,10%.
Kondisi ini sangat memprihatinkan mengingat keuangan syariah sudah hadir di Indonesia kurang lebih 30 tahun lamanya.
Pada acara ini, Rabu Hijrah menghadirkan 3 tokoh yang luar biasa untuk memberikan informasi tentang perkembangan ekonomi syariah di Indonesia dalam perspektif yang berbeda-beda, yakni perspektif pelaku industri, pemerintah, dan generasi muda.
Ketiga pembicara ini adalah Ir. Adiwarman Karim selaku wakil komisaris utama Bank Syariah Indonesia, Achmad Iqbal selaku Deputi Direktur ME KNEKS, dan Irsyad Al Ghifari selaku Presidium Nasional FoSSEI Tahun 2018/2019.
“Orang-orang selalu bilang ekonomi syariah di Indonesia masih jauh dari potensinya, tetapi apabila kita lihat dari jumlah nasabah, jumlah karyawan yang bekerja di industri keuangan syariah, serta perguruan tinggi yang menyediakan jurusan ekonomi islam/ekonomi syariah dan pergerakan mahasiswanya, kita jauh lebih unggul dibandingkan dengan negara-negara lainnya yang ada di dunia ini” ujar Adiwarman Karim.
“Kondisi itu menunjukkan bahwa penerimaan masyarakat Indonesia terkait dengan kehadiran ekonomi syariah sangatlah tinggi, tentu hal ini merupakan kondisi yang patut kita sukuri bersama” tambah beliau.
Pemerintah sebagai pihak yang dinilai bertanggung jawab atas perkembangan ekonomi syariah di Indonesia tentu tidak luput dari sorotan masyarakat dan dinilai tidak serius dalam mengembangkan ekonomi syariah ini.
“Saat ini posisi dalam berbagai report tentang ekonomi syariah di dunia, hampir seluruhnya Indonesia berada di peringkat top 3, hal ini menunjukkan bahwa pemerintah sangat serius dalam menggarap ekonomi syariah ini” jawab Achmad Iqbal untuk membantah tudingan ketidakseriusan pemerintah dalam menyikapi perkembangan ekonomi syariah di Indonesia.
Beliau menambahkan “Tidak hanya itu, saat ini sudah ada 22 provinsi di Indonesia yang memiliki Komite Daerah Ekonomi dan Keuangan Syariah (KDEKS) dan kata kunci ekonomi keuangan syariah saat ini sudah bisa ditemukan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2025-2045”
Bukan tanpa sebab pemerintah menggarap sektor ini dengan serius, karena berdasarkan data terbaru sektor ekonomi syariah sendiri berhasil berkontribusi sebesar 45,66% untuk GDP Indonesia.
Pemuda sebagai sosok yang diharapkan punya kontribusi untuk mencapai Indonesia emas pada tahun 2045 tentu juga memiliki peran yang sangat vital bagi perkembangan ekonomi syariah Indonesia.
“Setidaknya terdapat 4 sektor yang harus menjadi fokus pemuda untuk perkembangan ekonomi syaraih Indonesia, ke-4 sektor tersebut adalah sektor sosial, sektor bisnis, sektor media dan komunikasi, serta sektor politik dan hukum” ucap Irsyad Al Ghifari menjelaskan kepada peserta.
Rabu Hijrah Jakarta berharap dengan diadakannya agenda ini masyarakat dapat mengetahui bahwasanya meskipun perkembangan ekonomi syariah di Indonesia masih jauh dari potensi yang ada, tetapi ekonomi syariah Indonesia berada ditren peningkatan yang tepat. Oleh karena itu tentu diharapkan semua stakeholder baik akademisi, praktisi, pemerintah, dan pemuda berkomitmen dengan serius untuk mengembangkan sektor ekonomi syariah ini.
Sumber: suarahijrah